Jakarta, 19 februari 2024,-
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengungkapkan faktor utama yang menyebabkan lonjakan harga beras yang signifikan di Indonesia. Dalam pengungkapannya, Jokowi menyoroti kenaikan harga beras yang melanda negara ini secara menyeluruh, menjelaskan bahwa produksi beras menurun akibat perubahan iklim yang ekstrem.
Di Gedung Kawasan Pertanian Terpadu, Kota Tangerang Selatan, Banten, Jokowi menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang tidak stabil telah mengakibatkan gagal panen di berbagai daerah, mengurangi produksi beras secara signifikan. "Kita tahu harga beras di seluruh negara sekarang naik. Tidak hanya di Indonesia saja tapi di seluruh negara. Kenapa naik? Karena ada yang namanya perubahan iklim, ada yang namanya perubahan cuaca sehingga gagal panen, produksi berkurang sehingga harganya jadi naik," ungkap Jokowi.
Dalam upaya merespons kenaikan harga yang merugikan masyarakat, Jokowi menegaskan bahwa bantuan beras yang disediakan oleh pemerintah merupakan langkah penting untuk memberikan keringanan kepada masyarakat. "Pemerintah kita membantu bantuan beras ini agar meringankan ibu-ibu dan bapak-bapak semuanya karena harganya naik tadi," tambahnya.
Berdasarkan data dari Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga rata-rata beras medium mencapai Rp 14.070 per kilogram. Namun, terdapat perbedaan harga yang signifikan di berbagai wilayah. Harga beras tertinggi tercatat di Provinsi Papua Pegunungan, mencapai Rp 22.250 per kilogram, sementara harga terendah terjadi di Provinsi Papua Selatan, dengan harga Rp 11.800 per kilogram.
Sementara untuk beras premium, harga rata-ratanya mencapai Rp 16.110 per kilogram secara nasional. Variasi harga pun terjadi di berbagai daerah, dengan harga tertinggi terpantau di Papua Tengah, mencapai Rp 26.670 per kilogram, dan harga terendah di Provinsi Aceh, sebesar Rp 14.600 per kilogram.
Dengan situasi ini, pemerintah terus melakukan langkah-langkah untuk mengelola ketersediaan beras dan merespons perubahan harga demi kesejahteraan masyarakat. (HJM)